Menurut Saussure,
bahasa bukanlah sekadar sebuah sistem penamaan atau nomenklatur, tetapi bahasa
terdiri dari dua entitas yang disatukan dalam hubungan sosial. Artinya, sebuah tanda bisa menyertakan dua
benda, yaitu sebuah bunyi-bunyi dan sebuah konsep. Sebuah tanda adalah kesatuan
dari keduanya. Kedua hal inilah yang disebut sebagai penanda (signifier) dan petanda (signified). Hubungan antara penanda dan petanda bersifat
arbitrer.
Meski hubungan antara
penanda dan petanda bersifat arbitrer, hal ini tidak berlaku dalam onomatope
atau peniruan bunyi. Menurut Saussure onomatope merupakan evolusi dari
morfologi dan fonologi, yaitu dengan membentuk kata dengan meniru bunyi natural
suatu entitas. Ia juga memberi batasan kearbitreran sebuah tanda linguistik
pada sistem bahasa karena ketika sudah masuk dalam sistem atau struktur bahasa,
sebuah tanda bisa saja tidak sepenuhnya arbitrer, melainkan juga termotivasi.
Sejatinya, penanda (signifier) merupakan gambaran bunyi yang
kemudian diwujudkan dalam bentuk ujaran. Selanjutnya, bahasa menjadi sebuah
sistem linear karena kata-kata disusun secara bersamaan yang membentuk hubungan
secara sintagmatik dan kata-kata, di luar wacana, memperoleh relasi dari jenis
yang berbeda yang memiliki kesamaan yang dapat diasosiasikan dalam ingatan kita
membentuk hubungan paradigmatik. Saussure juga mengungkapkan bahwa bahasa
sangat dipengaruhi oleh faktor historis atau waktu. Oleh karena itu, Saussure
mengemukakan istilah telaah sinkornik dan diakronik dalam bahasa.
Bahasa tidak
diciptakan, tetapi diwariskan oleh orang-orang sebelumnya. Bahasa adalah
sesuatu yang stabil karena sebuah bahasa tidak dapat berubah hanya karena
keinginan seseorang. Ada beberapa faktor yang membuat bahasa tetap stabil,
yaitu: bahasa bersifat arbitrer, tidak ada dasar rasional untuk membahas apakah
bahasa perlu diubah atau tidak; adanya keserbaragaman tanda karena tanda
linguistik tidak terhitung jumlahnya sehingga akan sulit mengubahnya; bahasa
adalah sebuah sistem yang hanya dipahami oleh spesialis, membuat masyarakat
banyak, yang tidak menyadari bahasa, tidak dapat mengubahnya; dan semua orang
berpartisipasi dalam penggunaan bahasa setiap waktu oleh karenanya bahasa sulit
berubah. Meski begitu, bahasa tetaplah berubah. Karena sifat arbitrertnya, maka
sangat memungkinkan terjadi perubahan bentuk tanda yang juga berimplikasi pada
perubahan makna.
Holdcroft, David. 1991.
Saussure: Signs, Systems, and Arbitrariness. Cambridge: Cambridge University
Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar