Jumat, 12 Mei 2017

Bahasa sebagai Sistem Tanda

Menurut Saussure, bahasa bukanlah sekadar sebuah sistem penamaan atau nomenklatur, tetapi bahasa terdiri dari dua entitas yang disatukan dalam hubungan sosial.  Artinya, sebuah tanda bisa menyertakan dua benda, yaitu sebuah bunyi-bunyi dan sebuah konsep. Sebuah tanda adalah kesatuan dari keduanya. Kedua hal inilah yang disebut sebagai penanda (signifier) dan petanda (signified).  Hubungan antara penanda dan petanda bersifat arbitrer.
Meski hubungan antara penanda dan petanda bersifat arbitrer, hal ini tidak berlaku dalam onomatope atau peniruan bunyi. Menurut Saussure onomatope merupakan evolusi dari morfologi dan fonologi, yaitu dengan membentuk kata dengan meniru bunyi natural suatu entitas. Ia juga memberi batasan kearbitreran sebuah tanda linguistik pada sistem bahasa karena ketika sudah masuk dalam sistem atau struktur bahasa, sebuah tanda bisa saja tidak sepenuhnya arbitrer, melainkan juga termotivasi.
Sejatinya, penanda (signifier) merupakan gambaran bunyi yang kemudian diwujudkan dalam bentuk ujaran. Selanjutnya, bahasa menjadi sebuah sistem linear karena kata-kata disusun secara bersamaan yang membentuk hubungan secara sintagmatik dan kata-kata, di luar wacana, memperoleh relasi dari jenis yang berbeda yang memiliki kesamaan yang dapat diasosiasikan dalam ingatan kita membentuk hubungan paradigmatik. Saussure juga mengungkapkan bahwa bahasa sangat dipengaruhi oleh faktor historis atau waktu. Oleh karena itu, Saussure mengemukakan istilah telaah sinkornik dan diakronik dalam bahasa.

Bahasa tidak diciptakan, tetapi diwariskan oleh orang-orang sebelumnya. Bahasa adalah sesuatu yang stabil karena sebuah bahasa tidak dapat berubah hanya karena keinginan seseorang. Ada beberapa faktor yang membuat bahasa tetap stabil, yaitu: bahasa bersifat arbitrer, tidak ada dasar rasional untuk membahas apakah bahasa perlu diubah atau tidak; adanya keserbaragaman tanda karena tanda linguistik tidak terhitung jumlahnya sehingga akan sulit mengubahnya; bahasa adalah sebuah sistem yang hanya dipahami oleh spesialis, membuat masyarakat banyak, yang tidak menyadari bahasa, tidak dapat mengubahnya; dan semua orang berpartisipasi dalam penggunaan bahasa setiap waktu oleh karenanya bahasa sulit berubah. Meski begitu, bahasa tetaplah berubah. Karena sifat arbitrertnya, maka sangat memungkinkan terjadi perubahan bentuk tanda yang juga berimplikasi pada perubahan makna.


Holdcroft, David. 1991. Saussure: Signs, Systems, and Arbitrariness. Cambridge: Cambridge University Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar