Sabtu, 21 April 2018

Dedah

Aku masih dapat merasa rintik air dalam gerimis yang menyapa sore itu
Ketika kau pergi meninggalkan aku,
Tanpa selamat tinggal, tanpa pamit, tanpa permisi, bahkan senyum pun tidak
Dan aku yang kau tinggalkan hanya bisa diam, memandangimu dari jarak sekian
Aku tak tahu, tak bisa membayangkan hubungan seperti apa di antara kita pada nantinya
Kau meninggalkan aku begitu saja,
Kau pikir aku siap?
Raung hatiku saat itu

Kini aku dapat menjawab pertanyaanku sendiri
Hubungan antara aku dan kamu tidaklah berubah
Tidak ada yang dapat mengubahnya
Cintamu membekas dalam hidupku
Meski tatapan, senyuman, dan pelukan rasanya telah terlupakan
Cintamu bertumbuh dalam tubuhku, tiap alir darahku, juga dagingku
Tak seperti cintaku yang kerap layu meski hanya dalam sebait-bait doa

Ibu, aku anakmu yang tak tahu malu
Hanya karena jasadmu menghilang dari penglihatanku, aku pun sering melupakanmu
Ibu, maafku tak cukup bisa menyelamatkanmu
Tapi, tiap kebaikan yang kau ajarkan kepadaku itulah yang mungkin akan meringankanmu
Maka izinkanlah aku meminjam namamu untuk kupakai dalam doaku
Bahwa jika aku melakukan kebaikan, itulah hasil dari yang kau ajarkan
Semoga Tuhan menengarainya sebagai amal yang tak kan lekang atau terputus oleh waktu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar