Minggu, 31 Mei 2015

Ibu Baru


Ibu bergegas. Aku memperhatikannya dengan penuh tanda tanya. Ia mengemasi seluruh barang-barangnya setelah semalam bertengkar hebat dengan ayah.

Di gigir pintu ibu menatapku. Berurai air mata. “Tidak apa-apa, Nak, kamu sudah punya ibu baru.” Kemudian ia mempercepat langkahnya pergi meninggalkan rumah.


Di belakangku ada suara yang terisak pahit, “Kemari, sayang...”.
Wanita berjakun itu memelukku erat.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar