Ibu
bergegas. Aku memperhatikannya dengan penuh tanda tanya. Ia mengemasi seluruh
barang-barangnya setelah semalam bertengkar hebat dengan ayah.
Di
gigir pintu ibu menatapku. Berurai air mata. “Tidak apa-apa, Nak, kamu sudah punya
ibu baru.” Kemudian ia mempercepat langkahnya pergi meninggalkan rumah.
Di
belakangku ada suara yang terisak pahit, “Kemari, sayang...”.
Wanita berjakun itu memelukku erat.
Wanita berjakun itu memelukku erat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar