Pemanfaatan
Sinonim
Dalam
hubungan pengacuan persona, pencerita dalam kisahnya mengacu kepada Dinaya dan
Ghana:
Dinaya
Dewa Made
Dinaya
ia, -nya
Ghana
Gusti Nyoman Ghana
suaminya
laki-laki yang sudah
dipilihnya
laki-laki yang
dipilihkan Biyang untuknya
laki-laki itu
dia
Bli Gusti
Dalam
kisahan juga terdapat beberapa pemanfaatan sinonim lainnya.
Sebentar
lagi, ia akan mengenakan seragam
coklatnya dan berangkat ke Denpasar.
Kata
seragam coklat diartikan sebagai
seragam pegawai negeri. Seragam coklat
yang dipilih oleh pencerita untuk mewakili pekerjaan Gusti Nyoman Ghana sebagai
pegawai negeri sipil menimbulkan efek bahwa pekerjaannya itu adalah pekerjaan
yang biasa saja, tidak terlalu tinggi kelasnya.
…
Pekerjaan yang selalu membuat suaminya itu bisa membusungkan dada dan menegakkan bahu. …
Pencerita
memilih kata-kata membusungkan dada dan menegakkan
bahu untuk memperhalus makna kebanggan yang berlebih dan mengandung
kesombongan.
….
Ratusan pertanyaan pun bermunculan di
benak mereka dan jawaban dari ratusan
pertanyaan itu adalah tidak mungkin, tidak mungkin, dan tidak mungkin sebanyak seratus
kali. …
Pilihan
kata ratusan pertanyaan bermunculan
dan jawaban dari ratusan pertanyaan itu
adalah tidak mungkin, tidak mungkin, dan tidak mungkin sebanyak seratus kali mengandung arti bahwa segala hal tidak mungkin
bisa disatukan dalam perkawinan antara orang Bali dengan orang Jawa yang
memiliki latar belakang kebudayaan yang sangat berbeda.
…
Mereka begitu terobsesi menambahkan huruf
SH di belakang namanya seperti anak kecil yang begitu menginginkan mainan
kegemarannya. ….
Huruf SH di sini bukanlah singkatan dari nama
baru, nama yang kemudian diberikan setelah mendapat nama yang sudah diberikan
sejak lahir. Huruf SH di sini
merupakan singkatan dari gelar Sarjana Hukum. Jadi, maksud dari pencerita
adalah pada waktu Dinaya masih muda orangtuanya ingin sekali agar ia kelak
menjadi seorang sarjana hukum.
Pemanfaatan
Kata Daerah
Pencerita
adalah orang Bali yang mengambil latar daerah Bali. Ini sangat terlihat dari
kata daerah yang digunakannya dalam cerita pendek ini.
Gambaran
Dinaya sebagai wanita dan keluarga Bali dipertegas dengan penggunaan kata-kata
dari bahasa Bali dalam percakapan dan dalam kisahan penceritaan.
…. Biyang dan Aji tidak
pernah bisa menerima laki-laki Jawa menjadi suami Dinaya…..
Dalam percakapan
anatara Dinaya dan ibunya:
...
“Suamimu
memintamu untuk berhenti bekerja, Dinaya. Dia bilang begitu pada Biyang.”
“Kenapa dia tidak bicara langsung pada tiang? Bukankah da masih punya mulut.
…
…
“Bli
Gusti yang tidak pernah menghargaiku sebagai perempuan. Mengapa aku tidak boleh
mengembarakan pikiranku? Apa yang dia inginkan dari aku?”
“Dia ingin kamu lebih banyak di rumah
untuk menemaninya, bukannya sibuk dengan urusan di kampus. Lagi pula rumah jadi
terbengkalai. Urusan mebanten saja
harus minta tolong orang lain. Bukankah seorang istri yang seharusnya
mengerjakan semua itu?”
…
Kata
Biyang yang artinya Ibu, kata Aji
yang artinya Ayah, dan kata tiang
yang artinya saya atau aku, serta kata Bli
yang artinya Kakak atau sebutan bagi laki-laki yang usianya lebih tua dari si
penutur mempertegas bahwa Dinaya adalah
seorang wanita Bali dan dari keluarga Bali asli.
Selain
itu, ada pula kata “mebanten” yang artinya
adalah memberikan persembahan secara ikhlas sebagai wujud terima kasih kepada
Tuhan, biasanya berupa buah-buahan atau sayuran. Mebanten merupakan salah satu ritual agama Hindu, agama yang
menjadi mayoritas pada masyarakat Bali.
.… Ia
terus saja menuntut Dinaya untuk mengamini
nilai-nilai yang dipercaya oleh Biyang. Hanya saja bagi Dinaya, ia tidak sudi mengamini nilai-nilai itu. Sebagai
manusia ia merasa berhak diperlakukan sama dengan laki-laki.
Jika
pada umumnya kata amin atau mengamini dipakai dalam konteks doa,
maka dalam kisahan ini kata tersebut dipakai untuk menggantikan kata mengiyakan. Efeknya adalah kata mengamini lebih dirasa halus dan
memiliki makna penerimaan dan kepatuhan yang lebih tinggi daripada kata mengiyakan karena kaitannya lebih erat
dengan konteks doa, agama, atau kepercayaan.
…
Ghana terlihat menyeruput kopinya
dengan begitu nikmat. ….
Menyeruput adalah sebuah kata yang
diambil dari bahasa Jawa yang kemudian telah menjadi kata dalam bahasa
Indonesia ragam informal. Kesan yang ditimbulkan dari kata ini yaitu santai dan
sangat menikmati sesuatu yang diminum.
Pemanfaatan
Kata Asing
Pemanfaatan kata asing dalam cerita pendek ini hanya
digunakan satu kali dan bukan dalam bentuk ujaran, melainkan dalam kisahan.
…. Ghana betah seharian dengan permainan play station-nya dan tidak memedulikan
apa pun. ….
Pemanfaatan
Metafor/Kiasan
Pemanfaatan metafor
dalam cerpen ini dilakukan secara implisit dan eksplisit. Metafor secara
implisit dapat kita lihat dari beberapa contoh kalimat di bawah ini.
….
Bukankah bicara bisa memekarkan pikiranmu?
Kata
mekar lazimnya digunakan untuk bunga.
Tetapi pencerita memilih kata pikiran untuk dipersandingkan dengan kata mekar,
sehingga menimbulkan efek makna bahwa pikiran itu seperti bunga, bisa mekar
tetapi juga bisa layu.
… Dinaya hanya bisa pasrah ketika
keluarganya menuntut ia membuang
semua ilmu yang dimilikinya ke tempat sampah. ....
Membuang ke tempat sampah lazimnya
digunakan untuk kata benda konkret. Tetapi kata-kata itu oleh pencerita
dipersandingkan dengan kata benda abstrak, yaitu ilmu. Alih-alih pencerita ingin menegaskan bahwa betapa tidak
berharga ilmu yang dimiliki oleh seorang sarjana seperti Dinaya karena ilmunya
tidak boleh dipakai olehnya dalam kehidupan nyata.
Dinaya tahu bahwa saat pikiran itu akan sekarat dan tewas. ….
Efek
dari kata sekarat dan tewas yang
dipersandingkan dengan kata pikiran
adalah semakin menguatkan bahwa pikiran Dinaya pada akhirnya akan sia-sia tak
berguna sama sekali.
“…
Mengapa aku tidak boleh mengembarakan
pikiranku? Apa yang dia inginkan dari aku?”
Kata
mengembarakan yang dipersandingkan
dengan kata pikiran memberikan efek
bahwa pikiran itu seperti manusia yang seharusnya dapat mengembara ke mana pun
ia mau untuk mencari ilmu dan mengembangkan dirinya. Kalimat ujaran Dinaya di
atas juga menyiratkan bahwa Dinaya adalah seseorang yang berpendidikan.
…
Dia sibuk mengoceh mengenai pekerjaannya sendiri. …
Mengoceh umumnya ditujukan untuk burung.
Namun, di sini mengoceh justru
dipersandingkan dengan dia yang
merupakan persona. Pencerita ingin menegaskan bahwa betapa tidak pentingnya
kata-kata yang diucapkan oleh Ghana mengenai pekerjannya.
Selain secara implisit, pencerita juga menggunakan
metafor secara eksplisit seperti contoh-contah di bawah ini.
….
Pekerjaan dapur dan tetek bengek rumah tangga ini seolah memutarnya seperti gasing yang tidak tahu kapan akan berhenti.
Kiasan seolah memutarnya seperti gasing yang tidak
tahu kapan akan berhenti memberikan efek ketidakpastian dan waktu yang
sangat lama serta membosankan.
….
Dinaya seolah dibenturkan dengan dinding
yang mahatebal.
Kalimat
di atas mengandung metafor secara eksplisit, yaitu majas simile. Maksud dari
kalimat Dinaya seolah dibenturkan dengan
dinding yang mahatebal di atas bukanlah Dinaya benar-benar dibenturkan
dengan dinding sungguhan, tetapi Dinaya mengalami goncangan dan kesakitan yang
teramat sangat.
Kata
mahatebal juga merupakan salat satu
pilihan leksikal yang sangat unik dalam cerita pendek ini. Jika pada umumnya
kata maha digunakan untuk sesuatu
yang berkaitan dengan sifat Tuhan, maka kali ini pencerita mengambilnya untuk
menimbulkan efek menyangatkan.
Selain
itu, pencerita juga menggunakan simile lainnya pada kisahan.
….
Ia direnggut dari tempat yang dicintainya dan dipaksa menempati ruang sempit yang ia rasakan bagaikan penjara.
Pemanfaatan
Hiperbola
Hiperbola adalah gaya
bahasa yang bersifat melebih-lebihkan suatu kenyataan. Di samping majas metafor
dan simile, pencerita juga menggunakan majas hiperbola dalam mengungkapkan
sesuatu dengan cara melebih-lebihkannya untuk mencapai efek tertentu.
….
Lebih suka menutup mulutnya rapat-rapat
dan pelit mengucapkan kata-kata. …
….
Cinta itu terpaksa ia telan bulat-bulat
ke dalam kerongkongan dan membiarkannya tersekap di ruang sempit di dalam
ususnya.
Kesan
yang ditimbulkan dari kalimat di atas adalah keterpaksaan yang amat sangat
sehingga menimbulkan penderitaan, bukan saja secara fisik, tetapi juga secara
batin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar