malam
terhimpit angin menyesakkan yang tak pernah usai
pada bias
bayang-bayang kaca di setiap sudut kota
mati
menusuk
udara busuk peluh manusia buruk
tapi malam
hanya mengangguk pelan pada setiap insan
hanya Tuhan
yang tahu mengapa ia selamanya menjadi kelam
ciprat air
karena gelora membumbung
pada malam
yang terlalu baik dan selalu diam dalam sahaja
burung malam
pun menangis karenanya
seandainya
manusia itu seperti mereka, Tuhan tak kan murka
sahaja malam
yang mengangguk pelan pada setiap insan
dan hanya
Tuhan yang tahu mengapa ia selamanya menjadi kelam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar