Kata
|
Proses
|
Arti
|
Kelas
Kata
|
Kalimat
|
takgawanane
|
tak- + gawa + -ane
|
diberi bawaan (oleh aku)
|
Verba
|
Ari takgawanane lenga seprapat liter.
|
takgawani
|
tak- + gawa + -i
|
aku beri bawaan
|
Verba
|
Adikku takgawani duit sewu kanggo sangu sekolahe.
|
takgawanana
|
tak- + gawa + -ana
|
jika kuberi bawaan
|
Verba
|
Takgawanana
jajanan kanggo awake ora tau dipangan.
|
takparanana
|
tak- + mara + -ana
|
jika aku datangi
|
Verba
|
Takparanana
maring umahe ora tau ana.
|
takparakna
|
tak- + mara + -ana
|
jika kuantarkan
|
Verba
|
Takparakna
awake mesti gelem.
|
kokgawani
|
kok- + gawa + -i
|
kamu beri bawaan
|
Verba
|
Aku seneng banget kokgawani es duren montong papat bungkus.
|
kokgawakake
|
kok- + gawa + -ake
|
kamu bawakan
|
Verba
|
Kogawakake
tasku dhisik, mengko aku nyusul.
|
kokparani
|
kok- + mara + -i
|
kamu datangi
|
Verba
|
Uwis suwe tempat kuwe ora kokparani.
|
Dari kata-kata di atas,
dapat dilihat bahwa ada pemunculan dan pengekalan fonem /n/ ketika kata dasar ‘gawa’
yang berakhiran fonem vokal bertemu dengan sufiks berawalan fonem vokal, seolah
kata-kata tersebut berasal dari kata dasar ‘gawan’. Selain itu, pada kata takparanana, takparakna, dan kokparani bentuknya tidak menjadi takmaranana, takmarakna, dan kokmarakna. Bentuknya berubah
menyesuaikan kata dasarnya, yaitu ‘para’. Sedangkan kata ‘mara’ sendiri
sebenarnya bentukan dari m- + para.
Satu
konfiks dalam bahasa Jawa dapat mewakili dua sampai tiga kata dalam bahasa
Indonesia. Terutama pada konfiks tak-/-ana
yang membentuk satu kata, ada makna persyaratan yang di dalam bahasa Indonesia
konjungsi persyaratan tersebut tidak dapat tersirat hanya melalui satu kata
saja. Konfiks tak- dan kok- juga merupakan perwakilan dari kata
‘aku’ dan ‘kamu’ yang di dalam bahasa Indonesia umumnya ditulis sebagai kata
yang berfungsi subjek atau berperan pelaku dan bukan sebagai imbuhan.
Analisis
Morfologi pada Infiks
Kata
|
Proses
|
Arti
|
Kelas
Kata
|
Kalimat
|
tinulis
|
tulis
+ -in-
|
ditulis
|
Verba
|
Serat
kuwi tinulis kanggo aksara palawa.
|
sumunar
|
sunar
+ -um-
|
bersinar
|
Verba
|
Wulane
sumunar padang pisan.
|
kumendel
|
kendel
+ -um-
|
berlagak
berani
|
Verba
|
Aja
kumendel yen koe wedi.
|
gumagus
|
bagus
+ -um-
|
berlagak
ganteng
|
Verba
|
Bocah
sing gumagus pasti diadohi kancane.
|
kemayu
|
ayu
+ -um-
|
berlagak
cantik
|
Verba
|
Aja
kemayu yen ora gelem gawe kancane
pada geting.
|
Dari
tabel di atas maka dapat dikatakan bahwa infiks –in- akan menghasilkan kata berkategori verba pasif, sedangkan
infiks –um- akan menghasilkan kata
berkategori verba aktif.
Pada
kata kemayu sebenarnya infiks yang
terdapat di dalamnya bukanlah –em-
melainkan –um-. Namun dalam tuturan
lisan infiks –um- sering diucapkan
menjadi –em-. Sehingga sering pula
dipakai kata semunar, gemagus, dan kemendel di samping kata sumunar, gumagus, dan kumendel.
Kata
‘bagus’ bertemu dengan infiks –um-
tidak menghasilkan kata gumbagus
melainkan gumagus. Dalam pelekatan
infiks –um- kata yang diawali dengan
fonem /b/ akan berubah menjadi fonem /g/ dan kata yang diawali dengan fonem /p/
akan berubah menjadi fonem /k/. Untuk membandingkannya, lihat contoh di bawah
ini.
becik + -um- ----> gumecik
becik + -um- ----> gumecik
bledheg + -um- ----> gumledheg
panggang + -um- ----> kumanggang
pinter + -um- ----> kuminter
walah malah gone indah, aku lagi kon nggarapna pr bahasa jawa kie...
BalasHapusbagus + um = gumagus
kalau junjung + nya um apa in.. jadi nya apa??
BalasHapussaya tidak tahu pasti, tapi kalau dilihat dari bentuknya kemungkinan 'jumunjung' yang artinya 'dijunjung'. setau saya yang ada itu kata 'jinunjung' yang artinya melakukan tindakan 'junjung'
BalasHapus