Senin, 03 Oktober 2016

Jemputan

"Mak, Bapak mana?" matanya yang jernih menatap sang ibu.
"Bapak lagi berlayar, Le."

Di lain hari.
"Mak, Bapak mana?"
"Bapak masih berlayar, Le."
"Kapan Bapak pulang, Mak?"
Sambil mengguntingi kuku anak semata wayangnya ia menjawab, "Kalau Bapak sudah menepi di pelabuhan."

Tok! Tok! Tok!
Seseorang mengetuk pintu rumah. Anak itu dengan sigap membukanya.
"Bapak!"
"Apa kabarmu, Le? Mana ibumu?"
Sesaat kemudian sesosok perempuan berdiri di depan pintu. Selembar kertas karton cantik ia terima dari laki-laki di hadapannya.
"Sekalian menjemput anakku."

Di balik bilik kamar, di atas dipan tak beranjang, sebagian baju anaknya ia ciumi, ia peluk erat. Tak terhitung berapa tetes air mata yang jatuh dari pelupuk. Masih dipandanginya kertas merah jambu itu. "Yang berbahagia, Mulyono dan Saras."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar