Jumat, 24 April 2015

Manajemen Penerbitan Majalah Pers Mahasiswa “Sketsa” Universitas Jenderal Soedirman


(Buat para calon mahasiswa dan mahasiswa baru Unsoed yang bingung mau ikut UKM apa, sila baca dan sila gabung sama Sketsa! ^^)

A.    Latar Belakang Masalah
Pengertian Pers Istilah “pers” berasal dari bahasa Inggris ‘press’ yang berarti mencetak. Kata ini juga dimaksudkan untuk menyiarkan suatu informasi atau berita secara dicetak. Dalam perkembangannya pers kemudian diartikan dalam arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas, pers mencakup semua media komunikasi massa, seperti radio, televisi, dan film yang berfungsi memancarkan/menyebarkan informasi, berita, gagasan, pikiran, atau perasaan seseorang atau sekelompok orang kepada orang lain. Maka dikenal adanya istilah jurnalistik radio, jurnalistik televisi, jurnalistik pers. Dalam arti sempit, pers hanya digolongkan produk-produk penerbitan cetak, seperti surat kabar atau koran, majalah, buletin, leaflet, dan sebagainya.
Pers dan kegiatan jurnalistik awalnya hanya dilakukan oleh para profesional. Namun, seiring dengan perkembangan zaman pers dan kegiatan jurnalistik juga begitu ramai di kalangan para mahasiswa. Kegiatan jurnalistik melalui pers mahasiswa secara esensi tidak jauh berbeda dengan dunia pers profesional. Perbedaan yang paling mendasar adalah bahwa pers mahasiswa lebih menyoroti dunia kampus, kehidupan kampus dari kacamata mahasiswa. Isi dari pers mahasiswa dapat berupa informasi dan kritik-kritik terhadap kebijakan kampus, masalah ekonomi dan sosial-politik, dinamika kehidupan kampus, gaya hidup, dan serba-serbi budaya. Semua itu ditinjau dari kacamata mahasiswa. Sama seperti pers profesional, pers mahasiswa juga mengacu pada kegiatan yang sifatnya mencari, menggali, mengumpulkan, mengolah materi, dan menerbitkanya berdasarkan sumber-sumber yang terpercaya dan valid.
Berbicara penerbitan tentu sangat erat kaitannya dengan manajemen dalam mengelola produk penerbitan. Tidak terbatas pada penerbitan-penerbitan pers besar dan profesional, penerbitan pers mahasiswa pun memiliki manajemennya sendiri yang sesuai dengan ideologi, kemampuan, dan AD/ART organisasi pers tersebut. Begitu pula dengan pers mahasiswa Sketsa, salah satu unit kegiatan mahasiswa tingkat universitas yang unggul di Universitas Jenderal Soedirman. Organisasi yang terbentuk tanggal 5 Desember 1988 ini memiliki beberapa produk, antara lain majalah, jurnal, buletin, dan leaflet. Serta yang terakhir dikeluarkan adalah berita online.
Dalam makalah ini akan dipaparkan secara sederhana bagaimana manajemen penerbitan pers mahasiswa Sketsa dengan difokuskan pada tahap-tahapan yang dilalui dalam proses produksi. Dari beberapa produk yang dihasilkan Sketsa, penulis mengambil objek majalah karena majalah merupakan produk unggulan dari pers mahasiswa ini.

B.     Pembahasan
Dalam memproduksi majalah, LPM Sketsa memiliki manajemen tersendiri sesuai dengan pola kebijakan organisasinya. Mulai dari pra-produksi, produksi, hingga pasca produksi dikelola sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan produk majalah yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Berikut tahap-tahap produksi majalah Sketsa.
1.      Tahap seleksi tema dan topik
Tahap ini merupakan proses yang harus dilalui sebelum produk dibuat. Tahap ini berawal dari adanya topic listing (daftar topik) dari beberapa tema yang pernah atau sedang diangkat dalam website www.lpmsketsa.com. Melalui rapat musyawarah pengurus, topik yang dinilai menarik dan memiliki urgensi lebih akan diperdalam melalui buletin. Topik yang terdapat dalam buletin itu biasanya kemudian akan diangkat lagi dalam produk majalah. Topik tersebut bisa kemali menjadi topik utama ataupun topik tambahan yang diselipkan dalam rubrik-rubrik khusus.
Wilayah liput majalah Sketsa mulai dari tahun 2013 ini tidak hanya di lingkup kampus Unsoed atau Purwokerto saja, tetapi juga mulai ke wilayah Purbalingga dan Cilacap.
2.      Tahap pengumpulan naskah dan editoring
Tahap selanjutnya adalah tahap pengumpulan naskah oleh penulis. Untuk berita, sampai saat ini Sketsa belum memiliki tim kontributor. Semua berita, baik yang termuat dalam website, leaflet, buletin, dan majalah adalah hasil dari pengurus Sketsa sendiri. Hal ini berkaitan dengan kevalidan isi berita.
Untuk naskah yang berasal dari pengurus non-keredaksian harus masuk terlebih dahulu ke staf redaksi pelaksana untuk melalui proses editoring. Jika naskah tersebut dinilai masih kurang maka redaksi pelaksana akan mengembalikan naskah kepada penulisnya dengan catatan apa saja yang perlu diperbaiki untuk selanjutnya dimasukkan lagi ke redaksi pelaksana. Setelah naskah diperbaiki dan diterima oleh redaksi pelaksana, redaksi pelaksana akan memberikan kepada pimpinan redaksi untuk dinilai lebih lanjut. Jika pada tahap ini naskah dinilai masih kurang, maka merupakan tanggung jawab redaksi pelaksana untuk memperbaiki tulisan tersebut.  Namun, jika penulis naskah tersebut adalah anggota dari redaksi pelaksana, maka naskah tersebut langsung masuk ke pimpinan redaksi untuk proses editoring. Setelah semua naskah lolos dari pimpinan redaksi, selanjutnya pimpinan redaksi memerikan naskah tersebut kepada bagian red art.
3.      Tahap illustrating dan layouting
Illustrating adalah tahap memberikan ilustrasi, baik berupa gambar, foto, maupun diagram dalam sebuah berita, artikel, maupun rubrik sastra. ilustrasi di sini memiliki fungsi sebagai pemerjelas sekaligus pemerkuat informasi yang disampaikan. Ilustrasi juga dapat memberikan efek hiburan bagi pembaca, terutama ilustrasi-ilustrasi yang berupa karikatur.
Layouting adalah tahap penataan ruang, teks, dan ilustrasi. Bagaimana menata ilustrasi-ilustrasi dalam ruang yang tersedia dengan pemilihan tipe, warna, serta jenis huruf yang digunakan ada dalam tahap ini.
Illustrator dan layouter meminta persetujuan pimpinan redaksi, apakah ilustrasi (gambar, foto, diagram, tabel, dan sebagainya), tata teks, tata letak, iklan, dan hal lainnya sudah sesuai dengan kebijakan organisasi, tema yang diangkat, dan memiliki kevalidan.
Pada tahap ini bagian red art juga harus berkoordinasi dengan bagian perusahaan karena penentuan tata letak, ilustrasi, jumlah halaman, dan sebagainya sangat terkait dengan masalah keuangan, berapa dana yang didapat dan berapa biaya untuk pencetakan.
4.      Tahap sirkulasi
Pada tahap ini bagian perusahaan sangat berperan. Perusahaan mencari iklan yang akan dimuat dalam majalah. Oleh karena itu, perusahaan bertanggung jawab sepenuhnya atas iklan yang termuat. Ada dua kebijakan yang dimiliki Sketsa dalam hal pemasangan iklan, yaitu:
1)      Kuota iklan maksimal adalah sepertiga dari jumlah halaman keseluruhan. Misalnya, jika jumlah halamannya 60, maka iklan yang terpasang maksimal 20 halaman.
2)      Iklan yang dipasang tidak boleh iklan rokok.
Setelah draft sudah siap untuk dicetak, dalam keadaan ini semua naskah, iklan, ilustrasi, dan tata letak sudah jadi dalam bentuk soft copy, maka bagian sirkulasi bekerja sama dengan percetakan untuk mencetak majalah sesuai yang diperjanjikan.
Berkaitan dengan masalah keuangan, khususnya biaya produksi (mencetak) Sketsa memiliki sumber dana tetap yang didapat dari anggaran untuk UKM Unsoed. Selain itu, dalam menyokong dana-dana lain yang dibutuhkan dalam administrasi dan sirkulasi Sketsa biasanya mengadakan bazar atau usaha lain yang dapat menghasilkan uang.
Berbicara masalah sirkulasi, Sketsa memiliki wilayah cakupan yang berbeda untuk produknya. Untuk leaflet dan buletin dicetak sebanyak 500 eksemplar dan disebarkan kepada masyarakat kampus (mahasiswa, dosen, dekanat, bapendik). Sedangkan untuk majalah dicetak sebanyak 3.000 eksemplar dengan perincian sebagai berikut.
1)      2.000 untuk disirkulasikan di wilayah Purwokerto dan sekitarnya, baik untuk masyarakat kampus Unsoed maupun masyarakat kampus lain yang berada di Purwokerto.
2)      Sekitar 1.000 eksemplar diditribusikan ke lembaga-lembaga pers mahasiswa se-Indonesia. Distribusi majalah dilakukan melalui pos. Hal ini sangat penting karena selain saling bertukar informasi, kegiatan ini juga dapat menjadi bahan evaluasi perbandingan produk satu LPM dengan LPM lainnya dan membangun kerjasama antar-LPM di Indonesia.
3)      Untuk koleksi Sketsa sendiri mengambil minimal 100 eksemplar majalah. Selain untuk arsip, majalan-majalah ini biasa digunakan untuk pertukaran ketika melakukan kunjungan-kunjungan keredaksian dengan kampus lain.

Penutup
            Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen dalam penerbitan merupakan hal yang sangat penting. Tidak terkecuali pada majalah pers mahasiswa Sketsa yang memiliki manajemen sederhana namun terarah dan sudah sesuai dengan kebutuhan. Manajemen penerbitan majalah ini memiliki beberapa tahapan, yaitu tahap pemilihan tema dan topik, tahap  pengumpulan naskah, tahap illustrating dan layouting, dan tahap sirkulasi.
            Manajemen penerbitan pada penerbitan majalah pers Sketsa sudah cukup baik. Namun, penting untuk diperhatikan mengenai sisa produk yang terkadang terlalu banyak. Hal ini bisa menjadi suatu pemborosan. Alangkah lebih baik jika sedikit melakukan penghematan atau didistribusikan kepada pihak-pihak lain, seperti rekan kerja sama atau perluasan jaringan.




Referensi
Iskandar, Ade G. 2012. Mengenal Pers, Dulu dan Kini. http:// home.cbi.ac.id/index.php/archives/397 (diakses tanggal 17 Mei 2013)
Wildan, Aris. 2013. Sejarah, Pengertian, Fungsi, dan Perasanan Pers. http:// ariswildan.blogspot.com/2013/01/sejarah-pers-pengertian-pers-fungsi-dan.html (diakses tanggal 17 Mei 2013)
Wawancara langsung dengan Pimred Sketsa 2012-2013, Ubaidillah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar