Objek adalah bagian dari verba yang menjadi predikat dalam suatu
klausa, kehadirannya ditentukan oleh ketransitifan verba tersebut. Objek juga
berpotensi menjadi subjek apabila bentuk kalimat aktifnya diubah menjadi
kalimat pasif.
Contoh:
(1)
Adik membaca komik
S
P O
(2)
Saya melihat
dia
S P O
Bandingkan dengan:
(3)
Kakek berlari
S
P
(4)
Jalan licin berbahaya
S P
Pada klausa
(1) dan (2) muncul objek sebagai konsekuensi predikat verba transitif yang
mendahuluinya, sedangkan klausa (3) dan (4) tidak memiliki objek karena verba
yang mendahuluinya adalah verba intransitif.
Objek dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu objek afektif dan objek efektif.
Objek afektif adalah objek yang bukan
merupakan hasil perbuatan dari predikat.
Contoh:
Entis menendang bola
S P O
Joko melirik Ningsih
S P O
Objek efektif adalah objek yang
merupakan hasil perbuatan dari predikat.
Contoh:
Bibi memasak gulai
S P O
Seniman itu memahat
patung
S P O
Dalam kasus tertentu objek dapat
ditanggalkan.
Contoh:
Saya sudah makan (nasi).
S P (O)
Jika orang
Indonesia yang mengatakan kalimat tersebut, sudah otomatis yang dimaksud adalah
makan nasi. Hal ini dikarenakan budaya orang Indonesia atau orang Indonesia
secara umum dalam makanan pokoknya adalah nasi.
Komplemen
atau pelengkap adalah bagian dari predikat verbal yang menjadikan predikat itu
lengkap. Kedudukannya mirip dengan objek, hanya saja keberadaannya bukan
ditentukan oleh ketransitifan melainkan ‘keharusan’ untuk melengkapi predikat. Komplemen
tidak bisa berubah menjadi subjek meski bentuk kalimat aktifnya diubah menjadi
kalimat pasif.
Contoh:
Aku
mengira dia anak
baik
S P O Kom.
Botol itu berisi sirup
S P Kom.
Perbuatan itu merupakan
tindak kejahatan
S P Kom.
Dalam tata
bahasa tradisional unsur sepeda baru
lazim disebut objek kedua (O2), tetapi objek pertama (O1) harus berada langsung
setelah predikat dan dapat menjadi subjek pada kalimat pasif.
Bentuk aktif:
Ayah membelikan adik sepeda baru.
S P O Kom.
Bentuk pasif:
Adik
dibelikan ayah sepeda baru.
S P O Kom.
Namun, perlu
diperhatikan terdapat perbedaan analisis pada dua kalimat yang bermakna sama di
bawah ini.
Ayah membelikan adik sepeda baru.
S P O Kom.
Bandingkan dengan:
Ayah membeli sepeda baru untuk adik.
S P O
Ket. tujuan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar