Kamis, 10 April 2014

Mengenal Intonasi Final

 Intonasi final adalah pola perubahan nada yang dihasilkan pembicara pada waktu akhir mengucapkan ujaran atau bagian-bagiannya. Dalam bahasa tulis intonasi final ditandai dengan tanda baca. Ada tiga keistimewaan dari intonasi final, yaitu:
1.    Intonasi final menjadi pembeda antara klausa dengan kalimat.

Klausa
Kalimat
dia memakai baju merah
Dia memakai baju merah.
pembangunan pabrik tekstil itu ditunda karena dinilai masih perlu diadakan pengkajian ulang terhadap perizinan dari pemerintah terkait pembuangan limbah industri yang dikhawatirkan akan menyebabkan pencemaran lingkungan
Pembangunan pabrik tekstil itu ditunda karena dinilai masih perlu diadakan pengkajian ulang terhadap perizinan dari pemerintah terkait pembuangan limbah industri yang dikhawatirkan akan menyebabkan pencemaran lingkungan.

2.    Intonasi final dapat menjadikan sebuah kata sebagai satu kalimat minor.
Kata
Kalimat
Keterangan
buku
Buku.
sebagai jawaban atas pertanyaan “Apa yang ada di dalam tasmu?”
jangan
Jangan!
sebagai kalimat larangan seseorang untuk melakukan sesuatu, misalnya sanggahan untuk kalimat “Besok aku datang ke rumahmu, ya!”
mau
Mau?
sebagai kalimat tawaran akan sesuatu, misalnya ketika seseorang membuka kaleng biskuit dan berkata, “Mau?” kepada orang yang ada di dekatnya itu berarti ia sedang menawarkan biskuit.

3.    Intonasi final dapat menjadi pembeda modus kalimat dengan komponen segmental yang sama.
Dalam bahasa Indonesia intonasi final cenderung menentukan modus sebuah kalimat. Misalnya pada komponen segmental: ‘tidak boleh keluar melalui pintu itu’.
Intonasi Final
Modus
Kalimat
Makna
deklaratif
Deklaratif atau disebut juga indikatif, yaitu modus yang menyatakan sikap objektif atau netral
Tidak boleh keluar melalui pintu itu.
Memberi tahu bahwa tidak boleh keluar melalui pintu yang ditunjuk
interogatif
Modus interogatif, yaitu modus yang menyatakan pertanyaan
Tidak boleh keluar melalui pintu itu?
Mempertanyakan atau memastikan jika memang tidak boleh keluar melalui pintu yang ditunjuk
interjektif
Modus imperatif, yaitu modus yang menyatakan perintah atau larangan
Tidak boleh keluar melalui pintu itu!
Memberi peringatan, memerintah, melarang untuk tidak keluar melalui pintu yang ditunjuk



Jumat, 04 April 2014

Perbedaan antara Objek dan Komplemen atau Pelengkap

Objek adalah bagian dari verba yang menjadi predikat dalam suatu klausa, kehadirannya ditentukan oleh ketransitifan verba tersebut. Objek juga berpotensi menjadi subjek apabila bentuk kalimat aktifnya diubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:
(1)   Adik   membaca  komik
  S            P           O

(2)   Saya    melihat    dia
   S          P         O

Bandingkan dengan:
(3)   Kakek   berlari
    S          P

(4)   Jalan licin     berbahaya
    S                    P

Pada klausa (1) dan (2) muncul objek sebagai konsekuensi predikat verba transitif yang mendahuluinya, sedangkan klausa (3) dan (4) tidak memiliki objek karena verba yang mendahuluinya adalah verba intransitif.
Objek dibedakan menjadi dua jenis, yaitu objek afektif dan objek efektif.
Objek afektif adalah objek yang bukan merupakan hasil perbuatan  dari predikat.
Contoh: 
Entis   menendang   bola
   S          P               O

Joko    melirik    Ningsih
   S          P            O

Objek efektif adalah objek yang merupakan hasil perbuatan dari predikat.
Contoh:
Bibi    memasak    gulai
   S         P              O

Seniman itu    memahat    patung
        S                P             O

Dalam kasus tertentu objek dapat ditanggalkan.
Contoh:
Saya    sudah makan    (nasi).
   S              P               (O)
Jika orang Indonesia yang mengatakan kalimat tersebut, sudah otomatis yang dimaksud adalah makan nasi. Hal ini dikarenakan budaya orang Indonesia atau orang Indonesia secara umum dalam makanan pokoknya adalah nasi.

Komplemen atau pelengkap adalah bagian dari predikat verbal yang menjadikan predikat itu lengkap. Kedudukannya mirip dengan objek, hanya saja keberadaannya bukan ditentukan oleh ketransitifan melainkan ‘keharusan’ untuk melengkapi predikat. Komplemen tidak bisa berubah menjadi subjek meski bentuk kalimat aktifnya diubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:
Aku    mengira    dia    anak baik
   S          P         O         Kom.

Botol itu    berisi    sirup
    S             P       Kom.

Perbuatan itu    merupakan    tindak kejahatan
        S                    P                    Kom.

Dalam tata bahasa tradisional unsur sepeda baru lazim disebut objek kedua (O2), tetapi objek pertama (O1) harus berada langsung setelah predikat dan dapat menjadi subjek pada kalimat pasif.
Bentuk aktif:
Ayah    membelikan    adik    sepeda baru.
    S             P              O            Kom.

Bentuk pasif:
Adik    dibelikan    ayah    sepeda baru.
   S           P            O            Kom.

Namun, perlu diperhatikan terdapat perbedaan analisis pada dua kalimat yang bermakna sama di bawah ini.
Ayah    membelikan    adik    sepeda baru.
    S             P              O            Kom.

Bandingkan dengan:
Ayah    membeli    sepeda baru    untuk adik.

    S           P                O              Ket. tujuan

Contoh Padanan Istilah Bahasa Indonesia dalam Bidang Teknologi

            Berbicara teknologi tidak akan pernah habisnya. Apalagi di era seperti sekarangan ini terjadi pengingkatan yang signifikan akan alat pemenuh kebutuhan hidup manusia dengan lebih praktis. Seiring dengan penemuan-penemuan baru, lahirlah pula kosakata-kosakata baru sebagai istilah temuan-temuan tersebut. Kosakata-kosakata yang digunakan biasanya menggunakan bahasa Inggris karena bahasa Inggris telah menjadi bahasa internasional, bahasa yang telah mengglobal. Namun, tahukah Anda bahwa banyak istilah asing dalam bidang teknologi sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia? Berikut beberapa contoh istilah dalam tekonologi yang telah diterjemahkan dan dibakukan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa kita.
database = basis data
hotspot = area bersinyal
online = daring atau dalam jaringan
offline = luring atau luar jaringan
software = perangkat lunak
hardware = perangkat keras
handphone = telepon genggam
short massage service (SMS) = layanan pesan singkat
email = posel atau pos elektronik, surel atau surat elektronik
e-ticket = tiket-el atau tiket elektronik
e-management = manajemen-el atau manajemen elektronik
file = berkas
form = borang
download = unduh
upload = unggah
hacker = peretas
hard disk = cakram keras
compact disk = cakram kompak
home = halaman utama
loading = sedang memuat
keyboard = papan tombol
input = masukan
output = keluaran
scanner = pemindai
printer = pencetak
cyberspace = ruang siber
mouse = tetikus
world wide web (www) = waring wera wenua

Masih asingkah istilah-istilah tersebut bagi Anda? Jika ya, itu karena Anda tidak pernah atau jarang sekali memakainya meski Anda sudah tahu padanannya dalam bahasa Indonesia.

Ternyata bahasa Indonesia kaya ya! Jadi, sekarang pilihan ada di tangan Anda apakah akan mengakrabkan diri dengan padanan-padanan tersebut atau tetap pada istilah asingnya?